Memperingati Hari Asma Sedunia
2020-05-01
Selain diperingati sebagai hari Buruh, tanggal 1 Mei juga diperingati sebagai hari asma sedunia. Untuk meningkatkan keperdulian kita terhadap penyakit asma mari kita simak seputar penyakit asma. Asma merupakan penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Gejala penyakit asma umumnya ditandai dengan dada terasa berat diikuti dengan sesak nafas dan adanya episode berulang dari mengi. Mengi merupakan suara kasar terus – menerus yang keluar dari saluran pernapasan, gejala lainnya dari penyakit asma adalah batuk. Pengidap asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Saat paru-paru terkena iritasi dari pemicu asma, maka otot saluran pernapasan menjadi kaku dan menyempit, dan menyebabkan kesulitan bernapas.
Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa faktor yang menjadi pemicunya seperti alergi. Penderita asma umumnya memiliki alergi, seperti alergi dingin, alergi debu, alergi bulu binatang, alergi serbuk bunga dan alergi lainnya. Faktor pemicu penyakit asma lainnya adalah kebiasaan merokok, melakukan kegiatan olahraga yang berat. Kegiatan olahraga yang berat dapat memicu asma dikarenakan olahraga tersebut membutuhkan tenaga yang ekstra dan membebankan pada sistem pernapasan. Faktor pemicu selanjutnya adalah mulas yang parah, bagi penderita gerd kemungkinan muncul serangan asma sangat besar dikarenakan kondisi asam lambung yang sedang naik kembali ke esophagus sehingga seseorang akan mengalami rasa panas di dada seperti terbakar. Faktor pemicu lainnya adalah makanan serta zat aditif lainnya.
Sebelum seseorang didiagnosis menderita penyakit asma, dokter biasanya akan melakukan beberapa tes, diantaranya adalah Spirometri. Spirometri merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur secara objektif kapasitas atau fungsi paru (ventilasi). Tes selanjutnya adalah Tes Arus Puncak Ekspirasi (APE), menurut Rasmin et al, 2011 pemeriksaan APE bertujuan untuk mengukur secara objektif arus udara pada saluran nafas besar sehingga dapat dipakai untuk mengetahui kenaikan tahanan saluran nafas yang memberikan gambaran tentang obstruksi saluran napas. Lalu tes berikutnya adalah Uji Provokasi Bronkus, tes ini digunakan untuk memastikan bagaimana saluran pernapasan pasien bereaksi ketika terpapar salah satu pemicu asma. Dalam tes ini, pasien biasanya akan diminta menghirup serbuk kering (mannitol). Kemudian tes pengukuran status alergi, CT scan, dan rontgen juga dilakukan dalam menegakkan diagnosa penyakit asma.
Menurut laporan riset kesehatan dasar Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2003 jumlah pasien asma di Indonesia mencapai 4.5 persen dari total jumlah penduduk dan menurut data dari World Health Organization (WHO) pada bulan Mei tahun 2014, angka kematian akibat penyakit asma di Indonesia mencapai 24.773 orang atau sekitar 1.77 persen dari total jumlah kematian penduduk. Namun anda jangan terlalu khawatir, asma merupakan penyakit yang dapat dikendalikan dengan cara mengenali dan menghindari pemicu asma. Konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu untuk mengetahui pencegahan asma.