Mengenal Osteoporosis dan Pencegahannya Selagi Muda

2020-10-19

            Jakarta – Osteoporosis merupakan kondisi dimana tulang sangat rapuh dan rentan sehingga meningkatkan risiko patah tulang. Osteoporosis ditandai dengan rendahnya massa tulang, dan kerusakan mikro arsitektural jaringan tulang. Osteoporosis juga menjadi penyebab lanjut usia mengalami kondisi patah tulang. Tulang yang biasanya rentan terkena osteoporosis adalah tulang belakang, lengan bawah, dan pinggul. Massa tulang sedikit demi sedikit berkurang setelah manusia mencapai umur diatas 35 tahun, osteoporosis lebih banyak dialami oleh wanita setelah mengalami masa menopause yang mana setelah mengalami menopause wanita memiliki kadar hormon esterogen yang rendah.


      Osteoporosis juga dapat terjadi pada beberapa kondisi penyakit seperti anorexia, hipertiroid, dan penyakit ginjal. Sedangkan kebiasaan buruk mengonsumsi alkohol juga dapat menyebabkan pengapuran tulang dan menyebabkan osteoporosis.  Fraktur tulang merupakan gejala yang umum dari osteoporosis sehingga menyebabkan kecacatan. Nyeri akut dan kronis pada lansia sering dikaitkan akibat dari osteoporosis, fraktur osteoporosis yang paling umum terjadi pada pergelangan tangan, tulang belakang, bahu, dan pinggul. Gejala fraktur tulang belakang adalah nyeri punggung mendadak, seringkali disertai dengan nyeri yang menusuk akibat tekanan akar saraf. Beberapa fraktur tulang belakang menyebabkan postur tubuh membungkuk, kehilangan tinggi badan, dan penurunan mobilitas.


            Pencegahan osteoporosis dapat dilakukan sejak dini  seperti berolahraga rutin, namun olahraga yang dilakukan merupakan olahraga yang tidak menyebabkan risiko cedera, karena cedera pada tulang dapat meningkatkan risiko tulang mengalami osteoporosis. Mengonsumsi makanan bergizi sepertu sayuran hijau dan kacang-kacangan, serta mengonsumsi suplemen yang mengandung kalsium dan vitamin D. Mengubah gaya hidup seperti berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol juga dapat membantu mencegah terjadinya osteoporosis.  Mereka yang berusia 19 – 50 tahun disaranakn untung mengonsumsi 1.000 mg kalsium setiap harinya dan mereka yang berusia 50 tahun keatas disarankan mengonsumsi sebanyak 1.200 mg kalsium setiap harinya. Untuk anak-anak berusia 1 hingga 10 tahun membutuhkan asupan kalsium sebanyak 800 mg setiap harinya, dan untuk ibu hamil dan menyusui membutuhkan asupan kalsium sebanyak 1.200 – 1.500 mg per harinya. Asupan kalsium dan vitamin D yang cukup merupakan fondasi penting untuk menjaga kepadatan dan kekuatan tulang. Vitamin D memiliki peranan penting seperti membantu penyerapan kalsium makanan dari usus. Kekurangan vitamin D saja dapat menyebabkan tulang terkuras kalsium (osteomalacia), yang selanjutnya melemahkan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang. Rata-rata kebutuhan vitamin D harian seseorang berkisar antara 600 – 800 IU setiap harinya. Namun mengonsumsi vitamin D tidak boleh berlebihan, hal ini dikarenakan dapat menyebabkan peningkatan kadar kalsium dalam darah dan urin sehingga menyebabkan batu ginjal.


            Selain itu memeriksakan diri anda ke dokter dan melakukan skrining kesehatan tulang dapat menjadi langkah untuk mencegah osteoporosis. Mengetahui kesehatan tulang itu penting karena lebih baik mencegah daripada mengobati. Ronsen dapat mengungkapkan osteoporosis tulang, hal ini dikarenakan tulang yang mengalami osteoporosis terlihat jauh lebih tipis dan ringan dibandingkan dengan tulang normal. Sayangnya, pada saat terdeteksi osteoporosis, setidaknya 30 persen tulang telah mengalami pengapuran.  Selain itu pemindaian absorptiometry sinar-X energy ganda (DXA) juga dapat digunakan untuk mendiagnosis osteoporosis. DXA biasanya mengukur kepadatan tulang di pinggul, tulang belakang, dan lengan bawah. Tes ini hanya memerlukan waktu lima hingga lima belas menit untuk dilakukan, dan memaparkan pasien pada radiasi yang sangat sedikit (kurang dari sepersepuluh hingga seperseratus dari jumlah yang digunakan pada rontgen dada standar).