Kenali Bahaya Stunting Serta Faktor Penting Tumbuh Kembang Anak

Post on 22 Januari 2024

Jakarta - Setiap tanggal 8 April diperingati sebagai Hari Anak-Anak Balita Nasional. Dalam rangka memperingatinya marilah kita simak penjelasan berikut mengenai bahaya stunting yang dapat terjadi pada anak-anak balita serta mengenal faktor penting tumbuh kembang anak. Stunting menurut WHO adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan karena kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tidak memadai. Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan pada ibu hamil perlu mendapat perhatian untuk mencegah terjadinya stunting.

 

Stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa. Masalah stunting sendiri bukan semata gangguan pertumbuhan fisik (bertubuh pendek / kerdil), melainkan juga mengganggu perkembangan otaknya, yang tentunya akan mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas, dan kreativitas di usia produktif. Langkah pencegahan stunting perlu dilakukan, diantaranya adalah :


1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil

Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Ibu yang sedang mengandung disarankan agar selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjaran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang hamil sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.


2. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 tahun

ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro menurut Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari universitas Hohenheim, Jerman. Ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.


3. Dampingi ASI Ekslusif dengan MPASI sehat

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan - makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati - hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.


4. Terus memantau tumbuh kembang anak

Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.


5. Selalu jaga kebersihan lingkungan

Anak - anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan disekitar merika kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. Menurut studi yang dilakukan di Harvard Chan School, menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan. Sementara salah satu pemicu diara datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.

 

Di 1000 hari pertama kehidupan, bayi akan mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan. Baik tidak tidaknya tumbuh kembang bayi tergantung oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Hal ini akan menyebabkan masing-masing bayi memiliki tumbuh kembang yang berbeda-beda. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi?


1. Kondisi di Dalam Kandungan

Tumbuh kembang bayi sudah berlangsung bahkan sebelum lahir atau sejak ia masih berada di dalam kandungan. Pada masa ini, ibu harus berupaya menjaga kehamilan dengan baik guna menghindari kecacatan pada bayi dengan selalu mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi dan menghindari kebiasaan yang dilarang selama hamil.


2. Genetik

Faktor genetik memegang peranan utama terhadap pertumbuhan bayi. Genetik berpengaruh terhadap beberapa hal, seperti jenis kelamin, RAS, tinggi badan serta penyakit tertentu.


3. Persalinan

Tumbuh kembang bayi yang terhambat bisa diakibatkan karena adanya komplikasi saat masa persalinan. Misalnya bayi mengalami asfiksia yang bisa memicu kerusakan jaringan otak hingga menghambat tumbuh kembang bayi.


4. Gangguan Hormon

Gangguan pada hormon dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi. Contohnya gangguan hormon hipotiroid atau hipotiroidisme kongenital. Bayi yang menderita penyakit ini memiliki gejala berupa lidah berukuran besar, sesak napas, penyakit kuning, tidak mau menyusu, pertumbuhan terhambat, berat badan rendah, terlambat berjalan, dan lainnya.


5. Nutrisi dari Makanan

Nutrisi memegang peranan penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan bayi. Nutrisi yang didapat dari asupan makanan yang bergizi lengkap akan mendukung tumbuh kembang bayi dari dalam tubuh. Untuk bayi usia 0-6 bulan, ASI adalah nutrisi yang terbaik. Memasuki usia 6-12 bulan, bayi sudah mulai bisa diberikan makanan padat pendamping ASI (MPASI) yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.


6. Pola Asuh

Setelah memberikan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi, maka tugas Ibu selanjutnya adalah memberikan pola asuh yang tepat. Pola asuh akan membentuk kepribadian dan mempengaruhi perkembangan bayi. Makanya, Ibu harus mengasuh dan mendidik bayi dengan benar supaya ia tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berkembang dengan sempurna.


7. Stimulasi

Perkembangan bayi tidak hanya berlangsung begitu saja, tapi ia akan sangat membutuhkan stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut berupa mainan, arahan dari keluarga, dan sosialisasi dengan orang lain. Dalam hal ini, Ibu dan Ayah perlu bekerjasama dengan baik supaya pola asuh bayi dapat berjalan seirama dan bayi pun tumbuh berkembang dengan optimal.

 

 

 


Sumber :

promkes kemenkes, Pusat terapi bermain

 

 

 

Berita Lainnya